[Book Review] Jingga untuk Matahari by Esti Kinasih

Ari dan Tari menjalani hari-hari penuh pelangi. Tari bahagia karena ternyata Ari cowok lembut dan penuh perhatian. Sedangkan Ari gembira luar biasa ketika mendengar Ata dan Mama akhirnya kembali ke Jakarta.

Namun, tanpa Ari ketahui, selama ini Ata menyimpan kepedihan yang membuatnya bertekad melampiaskannya kepada Ari dan Papa. Saat itulah Ari menyadari ada “kisah” yang dia tidak tahu di antara papa dan mamanya.

Sementara itu, Tari mulai bingung menata hati. Karena pada saat rasa sayangnya untuk Ari semakin tumbuh, Angga muncul lagi dan “nembak” langsung. Sebenarnya, apa yang menjadi alasan Angga begitu dendam pada Ari dan bertekad merebut seseorang yang paling berharga darinya?

“Kalo lo ngincer cewek yang udah punya cowok, rebut dia di depan cowoknya. Jangan di belakang,” kalimat Ata itu terus terngiang di benak Angga.


image
Para Matahariku. Mana Mataharimu?

Paperback
Published December 18th 2016 by Gramedia Pustaka Utama
ISBN 6020337235 (ISBN13: 9786020337234)
Rating: ⭐⭐⭐


REVIEW

“Lo gila!
“Lo tau, gue selalu gila.”—hlm. 20

Buku pertama yang saya baca di tahun 2017 ini pertama kali dibaca ketika kelas 3 SMP. Dua tahun yang lalu. Kali ini membaca cerita lanjutannya saya jadi merada agak aneh. Dulu tuh Ari saya idolakan banget. Bayangan akan kakak kelas populer selalu ada. Sekarang bayangannya jadi kayak teman sepermainan karena umur sama. 😅😂

SAY SOMETHING
Untuk Kak Esti Kinasih, selamat atas terbitnya JUM, buku yang paling ditunggu semua pembaca Teenlit GPU.

Saya nggak nyangka JUM bakal terbit tahun 2017. Pasalnya saya sudah agak “menyerah” karena banyak info JUM masih belum selesai ditulis terus. 😓

Bahkan saya sempat mention request cover JUM sesuai sama cover lama (alias pakai cover yang jaman dulu) dan dibalas sama admin Gramedia. Katanya akan disampaikan ke redaksi! Waow! Saat itu saya yakin banget itu kabar bagus!

image
Siapa yang nggak jejingkrakan baca ini?!

Hingga kemudian kabar yang ditunggu saya lihat di twitter. Disusul rencana demi rencana dicetaknya JUM. Kejutannya, cover JUM ada dua, bukunya tebal dan Jingga series nggak berakhir di JUM!😍

“Mending pahit, tetapi jelas. Biar kamu nggak terus terombang-ambing.”—hlm. 413

STYLE
Masih sama seperti dua novel sebelumnya, JUM juga quoteable. Malah frekuensinya lebih tinggi.

“Dia khayal dalam nyata. Dia imajinasi dalam realitas.”—hlm. 66

Cerita JUM berada di dimensi saat ini. Para tokohnya sudah memakai tablet. Intinya cerita JUM itu up to date. Mengikuti arus jaman kini.

Untuk cara bercerita tetap sama. Detail, banyak narasi, beberapa kali diulang. Beberapa kali saya sempat jenuh. Tapi tetap semangat menyelesaikan karena penasaran dengan tokoh-tokoh baru dan misterinya.

Khas Esti Kinasih, banyak bahasa yang nggak lugas, banyak majas. Tapi ini yang kadang bikin saya terpana, soalnya kayak model obrolan di film-film dan novel luar negeri (ngomongnya sinis, nggak to the point tapi maknanya dalam). Banyak sarkasmenya juga. Ciri khas si kembar Matahari sih.😅

PLOT
JUM berbeda dari dua buku sebelumnya. Kisah di sini lebih banyak rahasia, lebih gelap, hingga membuat kisah cinta remajanya belum juga kelihatan walau sudah 70-an. Semua karena Ata dan permasalaham mereka.

“Dalam setiap kebahagiaan sering kali tidak sepenuhnya seperti yang terlihat, dan dalam setiap kesedihan juga sering kali tidak sepenuhnya hanya tentang itu.”—hlm. 123

Saya sempat berpikiran kalau novel ini malah jadi seperti drama Korea. Ada soal bisnis-bisnis yang bercampur dalam masalah keluarga. Mungkin untuk memperkuat peran Papa.

“Saya tidak akan menghalangi kedua putra kembar saya kembali bersama-sama. Saya hanya ingin, sayalah yang menentukan kapan dan bagaimana itu semua akan dimulai. Sebelum itu dilakukan, mereka berdua tidak akan bisa disatukan.”—hlm. 85

Dan saya pun terharu ketika membaca bab-bab awal. Fix. Buku ini bakal lebih kental bercerita soal keluarga.

FAVORITES
Jujur, nggak cukup banyak yang saya favoritkan. Tapi saya lega banget karena beberapa hal yang ada di buku-buku sebelumnya masih diselipin di sini.

Seperti teman-teman Ari yang selalu berpendapat, “Ari lagi sadar kalo dia banyak dosa. Jadi sekarang dia memohon pengampunan dengan beramal nraktir.” ternyata masih ada! One of my favorite thing in Ari’s.

Selain itu, bagian yang kufavoritkan karena bikin ketawa adalah Ari dan Ata yang datang bersama ke sekolah dengan kejutan, yang asli jika dibayangkan bikin nggak berhenti ketawa!

Bisa baca cuplikannya di Ruang Gramedia

image
Pas ini dishare JUM belum terbit. Greget banget nggak sih. Ish. 😂😠

I KNOW IT WILL HAPPEN
Dugaanku ketika menemukan quote yang di-share Gramedia beberapa hari sebelum Peluncuran JUM akhirnya terjadi. Saya menduga kata-kata Ridho emang ditujukan pada cewek itu.

Pantas saja kakak editor, mbak Vera, jadi suka sama Ridho. Dia karakter yang paling kusuka di buku ini. Pokoknya bikin teriak walaupun sudah kuduga.

Siap-siap aja kalian di halaman 210! Kyaaa!!😱 Ya Allah… 😂

CONFLIC
Bikin deg-degan, takut, khawatir sama Ari. Takut hal buruk terjadi lagi padanya. Begitulah perasaanku ketika membaca konfliknya. Konflik yang dijelaskan dengan detail dan sedikit demi sedikit menenggelamkan seperti lumpur penghisap. Asli bapering.

CHARACTERS
Kalian akan menemukan beberapa tokoh baru yang supermisterius di novel ini. Tokoh-tokoh yang berhubungan dengan Papa. Tokoh-tokoh yang mengetahui apa yang tidak orang lain (kecuali Papa) ketahui. Kemisteriusan mereka akan terungkap jika kalian membaca JUS. Bikin greget. Apalagi tokoh yang suka sama Paganini.

Ada perkembangan karakternya juga. Seperti Oji yang di dua novel sebelumnya kelihatan kayak anak slengekan berubah jadi lebih peka.

Ridho yang diam-diam ternyata romantis. Gaya Ridho juga masih sama, suka nyender di dinding. Dan kehidupan keluarga Ridho juga sedikit dijelasi. Jadi bikin penasaran sama Ridho. Aih, Ridho emang dabest

Dan Ari yang memunculkan sifat “aslinya”. Kalian tahulah The Real Ari kayak apa. Dijelasin kok di buku kedua.

Nah, persahabatan Ari, Ridho, dan Oji di sini juga lebih kuat. Peran mereka dalam melindungi Ari lebih banyak.

“Dia menyadari, kembar identik Ari itu jauh lebih berbahaya dari dugaannya semula.”—hlm. 133

Untuk karakter Ata, dia mulai mendominasi tapi juga masih pengenalan kalau dia dendam. Hanya saja, lagi-lagi feeling-ku mengatakan kalau Ata nggak jahat. Aku yakiin. Di JDE udah diperingatin kalau Tari harus menjauh dari Ari biar nggak terluka. Dia hanya berurusan dengan Ari dan Papa.

“Tapi gue kenal sodara kembar gue. Dia nggak mungkin seratus persen berubah.”—hlm. 358 (Semoga ini clue, karena setelah baca kehidupan Ata, saya bersimpiati padanya. Aku yakin dia sebenarnya nggak sejahat yang saya pikirin.)

Di buku ini teman-teman Tari (Fio dan Nyoman) nggak sering muncul. Lalu, dari info yang kudapatkan dari JUM, kurasa bakal muncul tokoh baru yang ada kaitannya dengan masa lalu Ridho dan atau Tari di JUS.

Cerita ini menitikberatkan pada keluarga (family drama), bukan kehidupan cinta remaja. Dan kurasa akan kembali terjadi di buku selanjutnya.

SHORTAGE
Tentang “apa” yang membuat Papa meninggalkan Mama dan Ata tidak dijelaskan rinci. Sampai selesai membaca saya masih mengingat-ingat apa pernah “apa” itu disebut di buku sebelumnya?

Juga soal Ari ngasih sesuatu ke Tari pada suatu malam dengan cara yang bikin ketawa, nggak disebut-sebut lagi. Apa sih yang Ari kasih? Eh, bukan itu. Tari nggak gunain benda itu? Padahal kayaknya penting banget.

Beberapa hal menghilang di cerita ini. Tapi saya jadi mengerti posisi penulis setelah membaca kata-kata kak Vera di komentar facebook. Aku paham.

image
Ini berhasil membungkam saya. Menulis emang nggak semudah itu teman.

Hal lain yang menjadi kekurangan di buku ini adalah hiperbolanya siswi-siswi Airlangga akan datangnya Ata. Sumpah, kalau dibaca pas awal tuh bikin ngakak. Tapi semakin lama kalau diulang terus—setiap hari Ata dikerubungi cewek-cewek dan Ari melindungi Ata dengan membawa pasukannya—bakal bosen juga. Ya, walaupun saya masih remaja, saya tetap merasa kalau porsi hiperbolanya keterlaluan, setidaknya sedikit demi sedikit bersurutlah itu fans-nya Ata. (Nggak rela Ari ditinggalkan.)

Selain itu, bagian Tari dan Fio yang nggak tahu Gita yang mana. Cukup aneh, pasalnya di buku kedua saya sadar kalau Tari dan Fio udah tahu yang mana Gita.

Sejujurnya saya kurang setuju sama blurb-nya. Karena JUM lebih bercerita soal Ata. Kebahagiaan Tari dan Ari yang disebut-sebut itu nggak diceritakan banyak. Kisah mereka memudar. Tapi diganti dengan kisah yang bikin tegang!

ENDING
Satu kata ketika selesai membaca novel ini adalah “ARRRRGHH!!” 😠😤😭

Bikin penasaran mau dikemanain Jingga Untuk Sandyakala. Cerita JUM ini polanya mendekati JDS, seperti pengenalan kehidupan Ata dan Mama setelah “dibuang” dan dijauhkan dari Ari oleh Papa.

Hampir 75% adalah deskripsi, pengenalan, orientasi untuk babak kehidupan Ari yang baru. Tokoh-tokoh baru disebut tanpa adegan yang menjurus pada penjelasan detail.

Rasanya setelah baca : “ARRRRGHH!! Bawa sini JUS-nyaaa!! Aku butuh cerita selanjutnya! Nggak bisa kek gini!”😠😤😭

Satu demi satu yang dikatakan kak Esti di halaman pertama novel ini mulai terceritakan. Katanya jangan marah kalau temannya (pembaca) lebih suka Ata. Karena di sini Ata banyak juga perannya. Dan itu menyedihkan.

image
Hayoo siapa yang punya limited edition atau berhasil di PO kemarin? Udah baca halaman pertama? Menghanyutkan banget kan?

SATU LAGI, halaman terakhir novel ini! Di situlah cerita ini akan dimulai! Di situ cerita JUM dari Kak Esti yang kita tunggu! Di situlah titik baliknya! Yang kita tunggu-tunggu! Bikin merinding.

Saran: baca bagian terakhir sambil dengerin Top Secret ost. Billionaire (2011)😝

“Siapa yang jadi musuh lo bukan berarti dia juga harus jadi musuh gue.”—hlm. 440

RECOMMENDATION
Aku saranin re-read JDS dan JDE sebelum baca JUM. Banyak hal yang harus kamu ingat sebelum baca cerita ini. Banyak hal yang diulang tanpa info pengingat lebih banyak. Aku aja lupa jadi nggak nyaman.

THE STORY BEFORE THE BOOK RELEASE
Ekspektasi tinggi. Itu yang terjadi padaku setelah menjadi korban fanfiction. 😥 Kesalahanku jaman dulu.

Aku mengharapkan buku ini akan membuatku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Tapi ternyata nggak sebegitunya. Dari ketiga buku yang sudah terbit, JDS masih di posisi teratas.

Mulai dari karakter, plot, sampai tekniknya saya suka dua buku yang sebelumnya. Benar kalau seorang reviewer mengatakan ini seperti bukan Esti Kinasih. Karena menurut saya Esti Kinasih di buku-bukunya selalu “remaja”.

Sebelum buku ini rilis, saya berspekulasi sempat ada yang terjadi pada kehidupan penulis. Yang membuat dia tertahan untuk menerbitkan buku yang jelas-jelas sudah direncanakan segera terbit setelah buku kedua terbit. Sesuatu yang membuat dia nggak bisa nulis.

Apa ada hubungannya dengan fanfic itu? Entah.

Pengen banget melakukan wawancara pribadi dengan kak Esti. Tapi apa daya, nggak ada kontaknya sih. Dan saya bukan siapa-siapa selain fakta saya penggila Ari yang ternyata posisinya ditekan Ata di cerita ini. 😭

HOPE
Harapanku untuk Kak Esti, apa pun yang terjadi, sesulit apa pun, semangat terus, Kak!! Kami pembaca memang banyak nuntutnya, tapi menurutku, beri kami apa yang kakak cintai maka kami akan mencintainya pula.

Aku berdoa JUS berhasil membuat rasa hausku hilang. Aamiin.

FOR ALL OF YOU
Untuk sebuah buku, JUM masih kurang greget. Tapi untuk sebuah serial, ini pertanda akan dimunculkannya bombardir cerita di buku terakhir.

#UntukJUS 🍻 #SemangatKakEsti💛 #AdaJUSdi2017
image

“Di masa kanak-kanak, mimpi dan realitas sering kali membaur dengan sangat baik. Dia bisa hidup di antara keduanya dalam harmoni. Di usia menjelang dewasa saat ini, ia menyadari mimpi adalah mimpi dan realitas sepenuhnya realitas. Keduanya bahkan bisa saling mengkhianati.”—hlm. 360

9 Comments

  1. Ari pernah ngasih sesuatu ke Tari pas malem malem itu yang mana ya?

    Aku juga malah mikir, apa karena cerita di fanfiction itu samaan kayak draft JUM Kak Esti jd Kak Esti ngerombak draft-nya dari awal? Makanya JUM makan banyak waktu gitu.

    Trs, yg bikin greget tapi nelangsa, JUM ini ngga ada pencerahan sama sekali tentang masalah Ari-Angga. Pas nunggu JUM dateng, iseng aku re-read JDS. Dan nemu narasi Angga yang ini: DEMI SESEORANG YANG PERNAH MENANGIS DI DEPANNYA DULU. DUA TAHUN YANG LALU.
    Nah seseorang itu siapa? Nangisnya kenapaaaa? Hubungan sama Ari apaaaaa????
    JUM sama sekali ngga nyinggung narasi itu.

    Ya, kemaren JMSAddict sempet ngepost hasil TalkShowJUM, JUM itu cuma prolog buat JUS. Ya pantesan malah bikin bingung. Kalo prolognya setebel itu, gimana kelanjutannya? Mungkin bisa ngalahin tebelnya Breaking Dawn.

    Aku suka review kamu. Bener-bener sama dengan spekulasi aku. Sekarang mah mari terus-terusan baca ulang JDS JDE JUM sambil makan kwaci dan nunggu JUS nongol ^^

    Liked by 1 person

  2. LENGKAP!

    Semua yang mau di komentari terkait buku yang satu ini udah di bawah tuntas.
    Yang pasti sih, nunggu JUS segera muncul. Terus juga happy ending. Biar paling nggak nunggu lama impas sama hasilnya.

    Like

  3. Hai salam kenal ^^
    aku suka banget sama review kamu, hampir semua yang kamu tulis di atas sama dengan apa yang aku rasaian waktu baca novel JUM, terlalu banyak hiperbolis waktu Ari sama Ata muncul di sekolah dan menurut ku terlalu berlebihan sampai 3 hari kemana-mana cewe selalu ngikutin ?
    perasaan kalo di dunia nyata orang kan jarang terang-terangan ngerubungin orang ganteng kemana-mana sampai segitunya dan itu akhirnya bikin jadi bosen bacanya.
    aku juga nunggu-nunggu kejadian romatis tentang ari dan tari tapi di buku ini sedikit sekali dan itu diluar bayangan ku. tapi persahabatan Ari,Ridho dan Oji di sini patut di acungin jempol mereka benar-benar saling menjaga satu sama lain, gak banyak ngomong tapi lebih kepada sikap dan tindakan mereka.

    dan sepertinya emang ada sesuatu yang menyebabkan mbak esti harus rombak dari awal ini novel dan memakan waktu hampir 6 tahun dan mungkin ada kaitan nya juga dengan fanfic itu.
    aku nungguin JUM dari kelas 2 SMA sampai udah mau selesai kuliah baru terbit PHP yang sangat panjang hahaha untungnya terbit yah hehehe

    dan setelah selesai baca JUM aku butuh JUS!! >< penasaran banget!!

    hahhaha ini panjang banget aku nulisnya,sekalian curhat kayanya maaf yah
    di tunggu review novel berikutnya yah dan semoga JUS gak lama-lama banget terbitnya amin

    Like

  4. Wah aku suka banget baca review kamu. Mewakili sebagian besar perasaan aku setelah baca Jingga Untuk Matahari, hahaha!

    Anyway, IMHO soal JUM yang agak menjenuhkan dan menjadi “prolog”-nya buku terakhir, kayaknya memang to be expected deh setelah tau bahwa Jingga series ini ternyata tetralogi… It happened with Twilight series; Eclipse itu sangat membosankan untuk dibaca, dan Breaking Dawn bener-bener bikin tergila-gila (at least for me hahaha). Entah kenapa hampir semua (if not all) buku ketiga dari sebuah tetralogi memang more like “pemanasan” untuk buku terakhirnya hahaha.

    Btw, soal “benda itu” yang dikasih pas kejadian pizza (parah ini bikin ngakak sejadi-jadinya), saran aku sama kayak haibara1107, coba baca lagi deh hohoho. I’m really dying to tell you but it would be better to reread the book all over again lol.

    All in all, review kamu mantap! Keep up the great work 😉

    Like

  5. Hallo ,aku mau tanya dong buat reviewers. Fanfic yg dimaksud itu apa yaa? Sepertinya aku ketinggalan sesuatu. Mind to let me know? 😘😘

    Like

Leave a comment